SMA Pariwisata Saraswati Klungkung Semarakkan Bulan Bahasa Bali VII Tahun 2025

25. 03. 17
posted by: Super User
Dilihat: 31

Semarapura, 22 Februari 2025 - Dalam rangka memperingati Bulan Bahasa Bali VII Tahun 2025, SMA Pariwisata Saraswati Klungkung menggelar berbagai perlombaan yang melibatkan siswa kelas X dan XI. Tahun ini, acara Bulan Bahasa Bali mengusung tema "Jagat Kerthi Jagra Hita Samasta", yang bermakna altar pemuliaan bahasa, aksara, dan sastra Bali sebagai sumber kesadaran menuju keselarasan dengan semesta raya.

Acara berlangsung selama dua hari, yakni pada 21–22 Februari 2025, dengan berbagai perlombaan yang bertujuan untuk melestarikan budaya Bali.

Setelah pembukaan di hari pertama, 21 Februari 2025, acara dilanjutkan dengan Lomba Mesatua Bali. Setiap perwakilan kelas menampilkan kemampuan mereka dalam bercerita menggunakan bahasa Bali, membawakan berbagai satua Bali (cerita rakyat) dengan penuh penghayatan dan ekspresi.

Pada hari kedua, 22 Februari 2025, perlombaan dilanjutkan dengan dua kategori lomba lainnya, yaitu Lomba Nyurat Lontar dan Lomba Baligrafi.

Setelah seluruh perlombaan selesai, acara ditutup dengan pengumuman pemenang dan penyerahan hadiah kepada peserta terbaik. Para peserta merasa senang bisa turut serta dalam acara ini.

Menurut panitia penyelenggara, persiapan acara ini diawali dengan menunggu instruksi dari surat edaran Gubernur Bali terkait pelaksanaan Bulan Bahasa Bali tahun 2025. Setelah surat edaran diterima, pihak sekolah segera mengadakan rapat internal yang melibatkan guru Agama Hindu, bahasa Bali, dan Seni Budaya untuk menyusun konsep dan teknis kegiatan.

Meskipun tidak mengalami kendala teknis yang berarti, panitia mengungkapkan bahwa tantangan utama dalam pelaksanaan acara ini adalah menumbuhkan minat siswa untuk berpartisipasi. Namun, dengan dorongan dan semangat dari para guru, siswa akhirnya menunjukkan antusiasme yang tinggi dalam mengikuti berbagai perlombaan.

"Mungkin tidak ada kendala besar, tetapi tantangan utamanya adalah merangsang minat siswa untuk berpartisipasi. Namun, astungkara, dengan dorongan dan motivasi, akhirnya mereka mengikuti dengan sangat antusias," ungkap salah satu panitia, Bapak Nengah Adi.

Salah satu peserta, Fanny, berbagi pengalamannya dalam persiapan lomba. "Sudah pastinya dengan latihan ya, latihan intensif selama berhari-hari untuk mematangkan saya ini agar menjadi yang terbaik pada saat penampilan saya berlangsung." ungkap Fanny.

Setelah perlombaan selesai, peserta lainnya mengungkapkan perasaannya. Gung Wira menyampaikan, "Sudah pasti sangat lega karena sudah bisa menampilkan yang terbaik untuk kelas saya." 

Salah satu peserta berbagi cerita mengenai persiapannya dalam mengikuti lomba dan perasaannya setelah mengikuti lomba. "Tentunya saya sudah menyiapkan teks untuk Lomba Mesatua itu dari jauh-jauh hari, dan saya juga harus belajar serta menghafal teks tersebut agar saat lomba berjalan lancar. Tentunya perasaan saya senang ya, kalau mungkin nanti tidak bisa mendapatkan juara. Setidaknya saya mendapatkan pengalaman baru saat bersekolah." ujar salah satu peserta, Fanny. 

Suksesnya kegiatan ini merupakan wujud dari harapan dan upaya pelestarian budaya Bali. Panitia berharap agar kegiatan ini dapat terus dilaksanakan setiap tahunnya dan semakin banyak siswa yang berpartisipasi.

"Harapan ke depan agar anak-anak selalu ikut serta dalam kegiatan ini melalui berbagai lomba seperti Mesatua Bali, Nyurat Lontar, dan Baligrafi. Dari lomba-lomba ini, mereka bisa belajar, mengembangkan, serta mempertahankan bahasa dan sastra Bali."  ujar bapak Nengah Adi.

Panitia juga menekankan pentingnya kegiatan ini dalam menjaga kelestarian bahasa dan aksara Bali di tengah arus modernisasi. "Di zaman modern ini, banyak anak-anak yang mulai sulit berbahasa dan beraksara Bali. Melalui lomba ini, kami berharap dan terus mendukung agar generasi muda tetap menggunakan serta melestarikan bahasa dan sastra Bali."  ungkap bapak Nengah Adi.

Dengan adanya Bulan Bahasa Bali, diharapkan semakin banyak siswa yang termotivasi untuk mempelajari, memahami, dan melestarikan bahasa, aksara, dan sastra Bali sebagai warisan budaya yang harus dijaga.

Powered by Bali Online