Halo sahabat Ganapers, kali ini saya ingin membagikan sedikit pengalaman saya tentang praktek Pariwisata. Sebagai siswa kelas 11 yang bersekolah di SMA plus Pariwisata tentu bukan hal yang mudah untuk saya jalani.

Selain harus fokus belajar di bidang akademik saya juga harus fokus mengembangkan keterampilan dan kemampuan saya di bidang Pariwisata. Hal ini tentu adalah sebuah tantangan yang sangat sulit dilewati. Tentu dapat kalian bayangkan betapa padatnya jadwal saya setiap minggu.

Setiap hari Senin saya harus belajar di dalam kelas selama enam jam lalu dilanjutkan dengan kegiatan praktik yang berlangsung selama dua jam. Akibatnya saya harus pulang ke rumah terlambat dan mengorbankan waktu saya untuk menonton grup idola favorit saya. Selain itu waktu belajar di rumah menjadi lebih sedikit dan ketika ada tugas harus dikerjakan dengan terburu-buru.

Organisasi Siswa Intra Sekolah atau yang lebih dikenal dengan istilah Osis tentu sudah tidak asing di telinga kita. Untuk memilih orang-orang yang berkompeten menjadi anggota Osis dan anggota patroli keamanan sekolah (PKS), di perlukan beberapa tes tertentu. Tentunya setiap sekolah memiliki cara yang berbeda-beda dalam memilih anggota OSIS dan PKS. Salah satunya di Smapsa, pemilihan anggota OSIS dan PKS juga dilakukan tiap satu tahun sekali. Adapun beberapa syarat untuk menjadi anggota OSIS dan PKS Smapsa yakni memiliki kesehatan fisik dan mental yang baik.

Sosialisasi Perda No. 02 Tahun 2014 di SMAPSA KLUNGKUNG

Pada kesempatan hari ini Kamis, 22 September 2022 SMA pariwisata Saraswati Klungkung mendapatkan kunjungan sosialisasi dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP). Satpol-PP memberikan sosialisasi mengenai Perda no.02 Tahun 2014 tentang ketertiban umum. Kegiatan kali ini, diikuti oleh OSIS dan PKS sebagai peserta. Sosialisasi dilaksanakan pada jam 08.30 sampai dengan jam 09.30 di Pesamuan Kerti Widya Mandala

Tujuan dari pengaturan ketertiban umum yang disosialisasikan yaitu mewujudkan penghormatan, perlindungan dan pemenuhan atas hak warga dan masyarakat, menumbuh kembangkan budaya disiplin masyarakat guna mewujudkan visi dan misi daerah, memberikan dasar serta pedoman dalam penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat

KONTINGEN YOSAKOI SMAPSA KLUNGKUNG

Bagi orang awam yang belum mengetahui apa arti dari Yosakoi mereka pasti menjawab tidak tahu ketika ditanya tentang Yosakoi. Nah, Yosakoi adalah tarian tradisional Jepang yang memiliki ciri khas tangan dan kaki yang dinamis serta membawa alat yang biasa disebut Naruko, Naruko adalah salah satu ciri khas dari tarian Yosakoi. Tarian Yosakoi ini menggunakan kostum yang disebut Yukata atau Happi. Yosakoi adalah sebuah kebahagiaan serta rasa syukur akan kemakmuran kebudayaan yang dimiliki Jepang.Yosakoi berasal dari prefektur Kochi, festival yosakoi di prefektur Kochi biasanya dilaksanakan dari tanggal 9 Agustus sampai 12 Agustus.

Pada perlombaan Yosakoi di Bali  diselenggarakan oleh Bali Nihonjinkai atau persatuan Orang Jepang di Bali. Perlombaan ini dilaksanakan pada tanggal 24 September 2022. Dimulainya acara pada pukul 15.00 sampai berakhir pada pukul 17.30 di Hongkong Garden Sanur, Denpasar.

SANISCARA UMANIS WATUGUNUNG

Pada Hari Raya Suci Saraswati lalu, Sabtu, 22 Oktober 2022, SMA Pariwisata Saraswati (Smapsa) Klungkung bersama-sama dengan khusuk menghaturkan yadnya. Hari raya yang jatuh setiap 6 bulan sekali ini adalah hari yang penting bagi umat Hindu karena dipercayai sebagai hari turunnya ilmu pengetahuan yang suci kepada umat manusia untuk kemakmuran, kemajuan, perdamaian, dan meningkatkan keberadaban umat manusia (kubutambahan.bulelengkab.go.id). Serangkaian perayaan hari raya Saraswati di Smapsa Klungkung ini berlangsung selama dua hari yang dimulai dari Jumat, 21 Oktober 2022.

Pada hari Jumat, siswa siswi bersama mempersiapkan persembahan suci diantaranya pajegan, ajengan putih kuning dan pejati. Persiapan ini dilaksanakan secara kolektif oleh masing-masing perwakilan kelas di Aula Kerti Widya Mandala. Selanjutnya, kegiatan dilanjutkan dengan melaksanakan kegiatan bersih-bersih di parahyangan dan seluruh areal sekolah lainnya. Tidak lupa secara bergotong royong, siswa dan dewan guru memasang pengangge (kain penutup dan hiasan bangunan suci) dan gantungan (hiasan janur).